Menyedihkan, Jembatan Rapuh di Desa Lok Buntar Jadi Pengungsian Warga

  • Whatsapp

MARTAPURA (eMKa) – Banjir yang melanda hampir seluruh Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan selain memakan korban harta benda juga nasib warga. Saat ini sebagian warga ada yang mengungsi di Sekolah Madrasyah yang bertingkat. Seperti halnya ratusan warga Desa Lok Buntar, Kecamatan Sungai Tabuk.

Dari beberapa kelas yang dipakai telah diisi puluhan orang dan bahkan ratusan secara bersama sama. Sedangkan bahan makan mereka sebagian memasak,  namun ada keterbatasan. Selain sulitnya mendapatkan gas elpiji juga listrik mati beberapa hari ini.

Untuk penerangan hanya menggunakan ginset dan lilin. Itupun sangat terbatas, karena keterbatasan dana untuk beli bahan bakar.

Kendati rumah mereka direndam air, rumah juga tidak dapat ditinggalkan karena masih ada sisa padi habis panen beberapa bulan lalu yang disimpan dengan menggunakan tempat yang dibuat dari kayu bahkan bambu.

“Dalam satu rumah warga ada juga yang bertahan karena takut hasil panen padi hilang dicuri oran, “kata Rifki warga setempat, Jumat (22/1/2021).

Rifki menambahkan,  selain mengungsi di sekolah madrasyah dan dibawa kerabat ketempat yang lebih aman. Tapi ada juga yang memanfaatkan jembatan gantung untuk bertahan dengan menggunkan atap terpal.

Saat ini belasan warga yang memanfaatkan jembatan gantung untuk mengungsi dari kepungan banjir. Hal ini dikarenanya tempat pengungsian sudah penuh tak punya sanak kuarga, walaupun ada tetapi sama juga dilanda banjir.

Rifki juga bercerita, jembatan gantung penyeberangan Desa Lok Buntar yang menghubungkan dengan Desa Gudang Tengah juga kondisinya sangat memprihatinkan. Karena sejak dibangun pada tahuh 1985 keadaannya sudah rapuh.

“Saya merasa was was, para pengungsi banjir yang berada dijembatan itu, karena sangat nampak tiang dan lantainya sudah tak layak dilalui, “katanya.

Terkait dengan masalah banjir kata dia,  saat ini memang kondisi air agar surut dibandingkan beberapa hari lalu, tapi yang ditakutkan adalah hujan lebat. Karena bila terjadi hujan,  maka air semakin meninggi. Apalagi air Sungai Martapura dalam keadaan pasang.

“Sebagai warga kami hanya berharap kepada Gubernur Sahbirin Noor dan Bupati Banjar sudi melihat kondisi kami. Apalagi kampung kami berada sangat terpencil, “pungkasnya.(ban)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *